Sabtu, Oktober 31, 2009

We are one, ONE ! only ONE!

We are one, ONE ! only ONE!
Oleh :
Welldo Wnophringgo

Wahai seluruh umat manusia
Lihatlah ke dalam, ke Hatimu yang dalam
Dapatkah kamu melihat perbedaan?

Namun mengapa kamu merasa lebih tinggi dan beradab dari yang lainnya?
Mengapa kamu rumangsa lebih layak dan pantas dari yang lainnya
Mengapa kamu rumangsa lebih suci dan beragama dari yang lainnya?
Mengapa kamu rumangsa merasa lebih memiliki dari pada yang lainnya?
Sejuta mengapa akan mengalir dari Hatimu dan kamu harus menjawabnya dan bukan dengan kata-kata yang terbatas dan multimakna

Dalam Hatimu tidak ada perbedaan, karena Hati selalu melihat ke Dalam yang Dalam
Perbedaan itu hanya ada di luar sana jauh dari Kenyataan sebenarnya
Karena yang berbeda hanyalah bentuk, warna dan sebutan
dan semuanya itu adalah hasil kreasi dari pikiranmu yang terikat dan terbatas.
yang telah menciptakan illusi yang kamu anggap nyata.
Itulah maya, itulah dunia
Dunia cuma bentuk-bentuk yang senantiasa berubah
dan yang selalu berubah bukanlah Kenyataan sebenarnya.

IBLIS adalah Keterpisahan
Semuanya hanya nama, sebutan, kata-kata, pikiran dan pemikiran yang telah menyembunyikan Kenyataan dari mata bathinmu
Pikiran dan Bahasa telah memanipulasi Kenyataan
ke dalam bentuk dan kata-kata yang sangat terbatas dan rancu makna.
Dunia adalah Sihir, Maya dan Illusi dan pikiranmu yang terikat adalah Penyihirnya
Semakin kamu berpikir semakin tumbuh dan kuat penyihir dan daya sihirnya yang dapat menyesatkan,
namun tidak ada yang disesatkan kecuali dirimu sendiri.
Sadarlah kamu terikat oleh pikiranmu yang kerdil dan terbatas
Sadarlah kamu bahwa kamu masing-masing di dalam dunia yang kamu ciptakan sendiri, sehingga masing-masing kamu hidup di dalam duniamu sendiri-sendiri,
sekalipun seagama, sedarah, sebangsa, satu ras.
Pikiranmulah yang telah membuatmu terpisah dari yang lainnya
dan merasa lebih tinggi, lebih suci, lebih layak, lebih beradab, lebih terhormat dari yang lain. Kemudian kamu menjadi gelisah, ketakutan, keraguan, merasa sendiri sebagai bagian yang terpisah.

Dunia yang padat pembedaan dan perbedaan
hanya ada di dalam pikiranmu belaka.
Ketika kamu hanyut selalu melihat ke luar terjebak dalam bentuk dan sebutan, sehingga kamu hanya melihat kekurangan pada orang lain
dan kelebihan pada diri sendiri, itulah awalnya ego tumbuh.
Ego dan dunia yang maya tercipta secara bersamaan dan pikiranmu adalah penciptanya.

Semakin kuat kamu berpikir maka semakin kuat keberadaan ego dan duniamu, namun bagaimanapun kuatnya, keduanya tidaklah kekal dan senantiasa berubah-ubah karena keduanya diciptakan dari bahan yang senantiasa berubah yaitu pikiranmu dan yang senantiasa berubah-ubah cuma nama dan rupa.

Pikiranmu menjadi ada ketika dia bergerak, ketika pikiranmu bergerak maka terciptalah dunia dan ego serta terciptalah keterpisahan sehingga kamu terpisah dari dirimu sendiri, terpisah dari alammu sendiri dan terpisah dari Tuhanmu.
Kamu benar-benar dalam keadaan terpisah, ablasah, iblis.

Dunia adalah sihir dan Ego adalah penyihirnya
Pikiranmu adalah mantra sihirnya dan dirimu sendiri yang menjadi korbannya
Pikiranmu ada karena kamu gerakkan
Pikiranmu muncul karena kamu gunakan
Pikiranmu bergerak karena terikat

Keterikatan pada masa lalu atau masa depan
Maka semakin kau gunakan pikiranmu semakin kamu terikat dan susah bernafas. Semakin terpisah dan jauh dari Kenyataan Abadi.
Jika kamu sadar bahwa pikiranmu hanya menciptakan keterpisahan, keterbatasan, ketidakkekalan,
maka jangan kamu ikuti keinginannya. Jangan kamu turuti geraknya
Berhenti! Diam! Hening!
Jika tak ada sama sekali gerak, maka pikiranmu lenyap
yang ada hanya HENING
Saat itulah lenyap pula dunia dan ego
yang ada hanya HENING
Tidak ada apa-apa lagi

Karena yang sungguh-sungguh ada tidak dapat disebut dengan kata-kata.
Yang ada benar-benar telah suci dan bebas dari nama dan rupa atau bentuk, itulah KEHENINGAN, KEKOSONGAN.

Dalam KEHENINGAN itulah Hatimu menjadi terbuka
Dia dapat melihat tanpa mata
Dapat mendengar tanpa telinga
Dapat mencium tanpa hidung
Dapat merasakan tanpa lidah
Hatimu dapat menyaksikan dan tidak ada yang disaksikan
Kecuali Penyaksi itu sendiri
Dan tidak ada yang tersaksikan
Kecuali Hati itu sendiri

Maka jika kamu melihat dengan Hati
Maka yang kamu lihat hanya Hati
dan dalam Hati semuanya satu dan Setara
Namun jika kamu melihatnya dengan ego
Maka yang kamu temukan hanya ego
dan ego ada di dalam keterpisahan

Dan bukalah Hatimu seluas mungkin
dan tidak perlu kamu memasukinya karena kamu sudah di dalam
Karena kamu sesungguhnya Hati itu sendiri atau bathin atau NISKALA itu sendiri. Dan dengan Hati kamu tidak akan melihat perbedaan dan melakukan pembedaan
Dan dengan Hati kamupun dapat menerima Perbedaan dan bukan pembedaan. Hati kamu tahu bahwa yang berbeda hanya bentuk dan namanya, namun esensinya sama,
Kenyataannya sama dan satu sebagai makhluk yang berakal
Tidak ada perbedaan dalam kesetaraan ini

Warna kulit bukanlah perbedaan
Ras dan Keturunan bukanlah ketentuan
Barat dan Timur bukanlah kepastian
Agama dan pandangan hanyalah perbedaan keyakinan dan pendapat
percaya pada Tuhan atau tidak, hanyalah sebuah pemikiran.

Hanyalah pikiran semata-mata
dan semua perbedaan ini ada dalam keterbatasan dan tidak nyata,
sehingga tidak beralasan sama sekali yang satu merasa lebih dari yang lain, yang merasa lebih benar merendahkan dan menyesatkan yang lain.
Hanya gara-gara ruang yang skala Barat dan Timur merasa terpisah
Hanya gara-gara warna kulit dan mata kamu menjadi terpisah sebagai bangsa-bangsa yang saling ingin menguasai dan memperbudak yang lainnya.
Hanya karena ras kamu menjadi terpisah.
Menjadi suku-suku yang memikirkan kepentingan dan keuntungan kelompoknya dengan menjatuhkan dan merendahkan suku-suku lainnya

Jangan karena perbedaan agama dan keyakinan kamu menjadi terpisah
dan saling membenarkan dirinya sendiri
dengan menuduh orang lain sebagai sesat dan menyesatkan
Dan hanya karena kepicikan seseorang didalam memahami agama, sehingga mereka melupakan cinta dan keluhuran manusia
yang harus mereka hormati, sehingga antar umat beragama saling baku hantam mengatasnamakan Tuhan dan Agama
Itu adalah perampokan kebebasan orang lain dengan bertopeng Keagamaan, Ketuhanan dan Kebenaran

Ego-ego yang berpakaian suci
Perampok-perampok yang berpenampilan sebagai pemimpin agama
Waspadalah terhadap iblis-iblis yang menciptakan keterpisahan
dan kamu jangan hanya menolong manusia itu menjauh dari iblis,
tapi juga harus menolong iblis dari keterpisahannya
Karena iblis itu adalah dirimu sendiri yang membuat dirimu merasa lebih suci, lebih baik dan lebih tinggi dari yang lain dengan merendahkan, menuduh sesat dan menjatuhkan yang lainnya.
Bahkan sebagai makhluk yang berdaging dan bertulang, manusia dan binatang tidaklah berbeda

Manusia punya ego dan naluri
Binatang punya napsu dan instink
Cara hidup manusia dan binatangpun tidak berbeda,
berunsur hewani yang hanya cari makan
dan bertahan hidup dari serangan dan menyerang yang lainnya
Sehingga otak, akal manusia tidak berbeda dengan tanduk banteng, taring singa atau belalai gajah.

Hanya Hati yang dapat membuat otak dan akal manusia menjadi luhur dan berbudi
Sehingga dengan Hatinya, Manusia akan melihat perbedaan
sebagai Dwi Tunggal yang keberadaannya saling membutuhkan
demi Keseimbangan, Keharmonisan dan Keadilan
Apapun yang Harmonis adalah Keindahan yang Dalam.

Yang kuat melindungi yang lemah
Yang tinggi menolong yang rendah
Yang melek menuntun yang buta
Yang buta pasrah pada yang melek
Yang lebih memberi yang kurang tanpa diminta
Yang kurang hanya menerima dan bukan meminta dari yang lebih
Yang tua menyayangi yang muda
Yang muda menghormati yang tua
Yang tahu wajib menjawab
Yang tidak tahu berhak bertanya

Maka lihatlah Keindahan itu
Dalam Keindahan tiada keterpisahan
Semuanya menyatu dalam Cinta
Dalam Cinta tidak ada keterpisahan
Siapapun sedang mencintai dan dicintai
Karena siapapun juga adalah Cinta
Cinta itu Suci dan Indah

Dengan demikian benar atau salah, lebih atau kurang, melek atau buta, hanyalah proses belajar di dalam mencintai dan dicintai
untuk meraih Cinta yang Murni dan Benar.
Dan Cinta yang Murni itu tidak lain dan tidak bukan adalah Dirimu Sendiri yang sebenarnya,
yang bebas dan berada di belakang nama dan bentuk yang terbatas dan berubah-ubah.

Sebagai Makhluk yang memiliki pertumbuhan,
manusia tidak berbeda dengan pohon-pohon, tumbuhan dan semua binatang, sampai ketingkat virus dan kuman.
Perbedaan yang ada hanyalah sebagai hal
atau unsur yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya
demi pertumbuhan itu sendiri.
Pertumbuhan alam itu sangat seimbang,
ketika mereka membutuhkan satu dengan yang lain,
mereka saling menggunakannya guna pertumbuhannya
dalam batas-batas yang dibutuhkannya.

Jelas lalat dan ulat tidak mampu mengejar mangsanya yang besar,
mereka harus sabar menunggu.
Ada singa kelaparan yang mengejar rusa,
dan ketika tertangkap, singa hanya memakan bagian tertentu saja, yang dibutuhkan dan tidak banyak
yang lainnya ditinggalkan untuk disantap binatang-binatang lainnya.
sehingga lalat, ulat dan semutpun mendapatkan bagiannya
bahkan sampai rumput dan tumbuhan yang ada di sekitarnya.

Betapa indah dan adilnya kesemestaan,
namun berbeda dengan manusia,
ketika manusia memangsa yang lainnya,
bukan berdasarkan kebutuhan,
namun lebih banyak berdasarkan keinginan dan nafsu belaka,
bahkan sering kali berdasarkan keuntungan diri semata
dengan cara mengorbankan yang lainnya.
Memaksa dan memangsa yang lainnya demi kepentingan sendiri, keluarga sendiri atau kelompoknya sendiri.

Mengorbankan yang lain adalah cara binatang
bahkan lebih rendah dari binatang,
karena binatang memangsa lainnya berdasarkan kebutuhan yang terbatas.

Sedangkan manusia tidak,
manusia memangsa berdasarkan keinginannya,
manusia akan memangsa apa saja, siapa saja yang diinginkannya, dan lebih dari kebutuhannya.
Pada hal yang dibutuhkan manusia untuk hari ini hanyalah makan, minum tiga kali sehari.
Di dalam sekali makan paling tidak satu piring nasi dan satu gelas air minum dan satu setel pakaian untuk melindungi tubuhnya.
Namun manusia mengambilnya lebih dari kebutuhan,
bukan hanya untuk hari ini, tapi juga untuk hari esok bahkan untuk tujuh turunannya.
Semakin tahu cara mengambilnya,
semakin banyak yang dirampoknya,
maka rusaklah keseimbangan alam, keseimbangan sosial, keseimbangan ekonomi, keseimbangan kehidupan.
Pada akhirnya hancurlah keseimbangan jiwa masing-masing individu.
Itulah keserakahan dan ketamakan manusia lebih buas dari binatang buas, lebih jahat dari ular-ular belukar.

Keserakahan dan ketamakan muncul dari pikiran manusia
yang terikat dengan masa lalu dan masa depan,
sehingga lahir ketakutan dan harapan,
sehingga berani mencuri dan merampok
karena takut lapar dan berharap kaya harta di masa depan.
Manusia berani merendahkan dan membunuh
hanya takut dikuasai dan direndahkan oleh yang lain.
Ketamakan dan keserakahan, mengakibatkan ketidak-seimbangan di segala bidang.
Ketakutan dan harapan adalah saudara kembar yang lahir karena keterikatan pikiranmu, kepada masa lalu dan masa depan.

Ketakutan adalah kegelapan,
Ketakutan dan harap adalah kebutaan,
Yang lahir dari kegelapan masa lalu dan masa depan,
Masa lalu atau masa depan adalah kegelapan,
gelap, tidak ada yang terang
hanya hari ini, saat ini, disini dan kini yang terang dan nyata.
Maka berbuatlah yang pasti menurut kebutuhan saat ini. disini dan sekarang.

Maka jika masing-masing kamu berbuat menurut kebutuhan saat ini yang terbatas, maka hidup menjadi indah dan harmonis, yang kita hadapi hanyalah Kenyataan saat ini, namun kita ingin berbuat sesuatu untuk seminggu, sebulan, setahun bahkan untuk tujuh turunan yang tidak akan habis-habisnya.

Sangat berbahaya tidak hanya bagi orang lain,
juga bagi dirimu sendri, karena sesungguhnya ketika kamu bebuat semacam itu,bukan kamu yang menjadi tuannya, tapi nafsu keinginanmu sendiri.

Kamu hanyalah budaknya saja dan kamu adalah budak yang setia menjaga hartamu dari kehilangan dan kekurangan,
sehingga tanganmu selalu kamu genggam erat-erat,
tidak ada yang pernah ke luar dari tanganmu,
sebagai pemberian kecuali karena kamu tahu
bahwa kamu akan mendapatkan keuntungan lebih dai pemberianmu.
Sehingga jelas seluruh perbuatanmu
kadang-kadang nampaknya untuk beribadah dan berderma,
padahal sesungguhnya kamu sedang berdagang,
sedang mencari keuntungan semata.

Kamu sesungguhnya pedagang, dan pasar adalah wilayahmu, pasar adalah kekuasaanmu, namun para pedagang yang hanya mencari keuntungan semata, memperluas wilayahnya semuanya ingin dijadikan pasar, agama dan kesucian dijadikan pasar tempat untuk mendapat keuntungan dan kekayaan, politik dan pemerintahan dijadikan pasaruntuk meraih keuntungan dan untuk menjatuhkan pesaing-pesaing lainnya.

Budaya dan tradisi dijadikan pasar
untuk mendapatkan keuntungan pribadi belaka, baik secara phisik material maupun mental spiritual.
Sesungguhnya politik, ekonomi, sosial, budaya dan tradisi itu bersih, namun ketika orang-orang yang bermental pasar, bermental kapitalis merambah bidang-bidang kemanusiaan yang suci itu, maka bidang-bidang itu menjadi cemar dan terpolusi. Maka untuk membersihkan instansi-instansi itu kita harus memilih dan mendudukan orang-orang yang bebas dan suci dari kepentingan. Jauhkan dan jangan biarkan orang-orang pasar dan para pedagang menguasainya.

Kemudian kamu harus menolong para pedagang itu dari pikiran dan mental rendahnya. Orang-orang pasar ini bisa menjual Negara dan bangsanya, bisa menjual agama dan keyakinan, bisa menjual diri dan pikirannya, karena orang-orang pasar matanya Cuma melihat semuanya adalah pasar, di dalam pasar yang dia lihat hanya keuntungan. Keuntungan inilah Tuhan-tuhan mereka, yang mereka harapkan dapat menolong mereka dari ketakutan-ketakutan yang mereka ciptakan sendiri di dalam pikiran mereka yang membuat mereka terpisah dan kesepian.

Sesungguhnya apa yang mereka takutkan tidak ada di dalam Kenyataan yang kekal abadi ini. Namun dengan hati manusia akan bebas dari ketakutan itu, karena ketakutan adalah kekuatan sihir dari pikiranmu sendiri, semakin kamu berpikir, semakin kuat sihirnya, dan sesungguhnya sihir itu tidak nyata, hanya tipuan saja, dirimu yang tertipu oleh pikiranmu

sendiri. Maka hentikanlah kekuatan sihir pikiranmu dengan HENING, maka semuanya lenyap dalam HENING.

Dan sebagaimana benda, kamu tidak berbeda dengan batu, pasir, kerikil atau debu sekalipun.
Itulah KENYATAAN.
Baik secara Niskala atau Sekala, kamu tidak berbeda dengan apapun yang ada. Sedangkan Nama dan Rupa tidak ada karena bukan Kenyataan. Nama dan Rupa hanyalah kreasi dan klasifikasi pikiranmu sendiri.

Tidak ada apa-apa kecuali ATMA.
Tidak ada apa-apa kecuali RUH.
Tidak ada apa-apa kecuali DIRI.
Tidak ada apa-apa kecuali KENYATAAN itu sendiri yang SATU.

ayo baca artikel selanjutnya klik di sini
==================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar