Rabu, November 04, 2009

TARIAN KOSMIK

Alam semesta adalah salah satu dari penampakan Yang Maha Kuasa, yang mencurahkan kasih sayang kepada seluruh penghuninya. Ibarat kendaraan bila kita menjadi penumpangnya, maka ikutilah gerak dan goyangannya tat kala kendaraan itu bergerak, sehingga muncul keseimbangan baik bagi kendaraan itu sendiri maupun bagi kita yang menjadi penumpangnya. Beda halnya bila kita yang menjadi penumpang dengan melakukan perlawanan, disamping akan lempuyengan akibat pertentangan maksud pikiran dengan kenyataan yang tidak sejalan, juga berakibat pada laju kendaraan itu terseok seok bahkan mungkin penumpangnya akan terpental dan jatuh akibat dari laju kendaraan yang tidak semestinya.

Itulah contoh kecil bila kita tidak seirama dengan gerak alam semesta yang akan selalu bertabrakan dengan energi kosmis alam dan berpengaruh buruk dengan diri kita sehari-hari. Hal ini mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang, namun bagi mereka yang telah tercerahkan menangkap energi kosmis ini tidaklah sulit. Oleh karena demikian jangalah sering-sering memaksakan kehendak yang pada akhirya dampak buruk yang akan terjadi, kita sendirilah yang akan menerimanya.

Alam semesta adalah gaib dan maya, hal itu dapat kita buktikan dengan cara memejamkan mata. Begitu mata dibuka maka terwujudlah Dunia atau alam semesta raya dan bila kita tutup kembali semuanya akan sirna, gelap dan hanya muncul bayangan –bayangan yang terekam oleh pikiran. Begitu kita bebaskan diri dari pikiran maka hanya tinggal keheningan, kosong dan tidak ada apa-apa lagi. Karena tidak ada apa-apa dan sifatnya maya agar kita tidak terjerat olehnya, maka ikutilah gerakannya sehingga semuanya bergerak sesuai dengan jalurnya atau istilah planetnya bergerak pada orbitnya.

Tarian alam adalah Tarian Beliau yang nampak, untuk pertama kalinya marilah kita belajar mengikuti tariannya yang lama kelamaan kita akan mampu menyatu dengan sang penarinya. Namun untuk belajar menarikan energi kosmik alam sungguh sulit dikerjakan dalam waktu singkat, butuh waktu sesuai dengan kesungguhan kita sendiri. Butuh penyadaran dan pencerahan diri terlebih dahulu, mulai dari penyadaran akan pikiran kemudian sampai mampu memerintah pikiran atau istilah umumnya pengendalian pikiran kemudian mampu mencapai tingkat pengosongan diri. Memang hal ini terdengar agak mistik karena berhubungan dengan hal-hal yang sifatnya gaib, dan bagi sebagian orang masih merupakan hal yang menakutkan, takut terjerumus ke jalan yang sesat. Namun bagi yang telah mampu mencapai tingkat pencerahan diri, hal ini merupakan hal yang biasa-biasa saja dan masih merupakan tingkatan dasar dalam pendakian sepiritual.

Untuk mencapai tingkat pengosongan diri, tentu diawali dengan mengurangi secara bertahap akan kelekatan dengan unsur-unsur duniawi. Memang butuh waktu lama, namun bila kesadaran akan dunia ini yang sifatnya hanya sementara dan maya, maka segala bentuk kekayaan dunia bukanlah merupakan kekayaan yang sebenarnya dan hanya merupakan titipan dan tidak abadi. Bila tingkatan ini tercapai maka pengosongan diri akan cepat dapat dilakukan. Berkaitan dengan kekayaan yang sebenarnya, marilah kita ikuti wejangan Guru Welldo berikut ini :

Itulah kekayaan sejati,
yang begitu mulai mengalir dalam hidupmu,
ketika kekayaan duniawi menghilang.
Cahaya sejati akan datang apabila anda benar-benar ada di dalam kegelapan,
dan cahaya itu pasti datang,
jangan kamu meragukannya karena yang sesungguhnya ada hanyalah CAHAYA, selainnya tidak nyata, tidak eksis.

Kegelapan itu tidak nyata, tidak ada, ia hanyalah kata-kata,
hanyalah sebuah gambaran, sebuah kosep, ketakutan, kegelisahan,
yang adanya hanya ada di dalam pikiranmu sendiri.
Maka jauhilah pikiranmu, buanglah ketakutan dari hidupmu,
dan yakinlah hanya ada cahaya.
CAHAYA pertama kali akan memancar dari HATImu,
karena HATImulah cahaya yang terus MEMANCAR.

Namun kabut-kabut yang datang dari pikiranmu,
telah menghadang pancaran CAHAYA HATImu.
Namun biarkan kabut-kabut ketakutan dan kegelisahan itu lewat dihadapanmu
dan HATImu toh tidak selamanya kabut kelam itu berdiri di depanmu.
Sebagaimana ia datangnya maka segera ia akan berlalu.
Sampai suatu ketika HATImu,
semakin BENING dan HENING,
suatu pertanda HENINGnya pikiranmu,
yang tidak lagi melepaskan kabut-kabut ketakutan dan kegelisahan.

Ketakutan dan kegelisahan adalah ciptaan pikiran,
yang terikat pada pengalaman masa lalunya,
yang karena harapan dan keinginannya,
maka setiap kenyataan yang dihadapi,
selalu diberi nilai gagal atau berhasil.

Disebut gagal karena yang terjadi,
jauh dan tidak sama dengan harapan dan keinginannya,
maka setiap kenyataan yang dihadapi,
selalu diberi nilai gagal atau berhasil.
Disebut gagal karena yang terjadi jauh dan tidak sama,
dengan harapannya dan keinginannya,
sebaliknya jika yang terjadi sesuai dengan apa yang diinginkannya,
dinilainya berhasil, namun apa yang sebenarnya terjadi di dalam kenyataan ini ?

Apa yang akan terjadi di dalam kenyataan ini,
tejadi dan lepas dari harapan dan keinginanmu,
yang kamu ciptakan di dalam pikiranmu.
Apapun yang sedang kamu pikirkan,
bagaimanapun harapan dan keinginanmu,
sama sekali tidak merubah apapun pada kenyataan yang terjadi.
Kenyataan berjalan apa adanya keinginanmu sama sekali tidak merubah,
dan mempengaruhi apapun di dalam KENYATAAN kecuali pikiran dan jiwamu.

Pikiran dan keinginan tidak memiliki kekuatan,
yang dapat merubah kenyataan.
Bagaimana mungkin keinginan dapat memiliki kekuatan dan kemampuan,
apabila ia sendiri berdiri di atas bangunan,
yang labil dan mudah goncang yaitu pikirannya.

Pikiran yang selalu berubah tempat,
di mana keinginan lahir dan berdiri tidak memberi kekuatan.
Sementara apa yang ingin dicapai oleh nafsu adalah keberhasilan,
di lain pihak pikiran yang dijadikan landasan selalu berubah-ubah keyakinannya.
Jika melihat pada rencana ia menjadi yakin akan keberhasilannya,
namun tidak lama kemudian ketakutan akan gagal mulai menggelitik pikiran,
apabila ketika dalam kenyataan terbentuk pada apa yang terjadi,
sehingga yang terjadi kemudian adalah kegelisahan.
Keyakinan upayanya akan berhasil sangatlah sedikit,
dibanding dengan ketakutannya akan kegagalan.
Sehingga fokus yang sering terjadi bukan pada keberhasilannya,
namun pada ketakutan akan kegagalan.
Oleh karena itu jangan heran jika suatu hari,
apa yang kita takuti apa yang kita tidak inginkan menjadi kenyataan.

Demikianlah adanya diri kita, yang belum apa-apa sudah meragu akibat ulah pikiran yang fokusnya selalu berubah-ubah yang mengantarkan kita bagai benda yang terapung-apung di tengah samudra, tanpa tentu arahnya. Cobalah kosongkan diri dan ikuti irama alam maka akan tercipta suatu nyanyian atau gending gamelan yang merdu dan enak dan nikmat untuk dinikmati. Tarian alam merupakan suatu langkah maju sehingga kita tetap berada dalam skenarioNya, tidak jauh dari sumbu alam semesta yang bergerak tanpa henti. Sekali lagi cobalah sering-sering mengosongkan diri untuk hening maka alam semestapun akan mengajak anda untuk ikut menari. Tarian kosmis yang suci, lemah lembut namun dasyat dari ukuran gerak energi.
“Om Narayanam Ewedam Sarwam” Semuanya ini hanyalah Narayana adanya.

Dalung Permai, Awal Nopember 2008
I Wayan Suratnya
(Madava)

3 komentar: